
Panggayo.com – Siapa sangka dari gang-gang sempit di kawasan padat penduduk Duren Sawit, Jakarta Timur, muncul sebuah inspirasi global tentang inovasi hijau berbasis komunitas?
Pada Minggu, 28 September 2025, sejarah baru tercipta. Dr. Taufiq Supriadi, Ketua RT 8 RW 4 Malaka Jaya, kembali menerima undangan resmi dari Republik Rakyat Tiongkok, kali ini dari stasiun televisi nasional China Central Television (CCTV) melalui program “Entrepreneur China”.
Ini bukan sekadar undangan kehormatan, tetapi pengakuan internasional atas kiprah warga RT 8 dalam menciptakan solusi ramah lingkungan di tengah kawasan padat beton. Setelah sebelumnya tampil di Guangzhou, kini Taufiq berbicara di Beijing, menjelaskan inovasi yang lahir dari lingkungan kecil namun berdampak besar.
RT di Kancah Dunia: Dari Lokal Jadi Global
Pertanyaan pun muncul: mengapa RT 8 Malaka Jaya, satu dari lebih dari 30 ribu RT di DKI Jakarta yang mendapat sorotan dunia? Jawabannya ada pada keberanian berpikir besar dari wilayah kecil.
RT 8 berhasil membuktikan bahwa keterbatasan ruang bukan halangan untuk berinovasi. Di bawah kepemimpinan Taufiq, warga mengubah kawasan padat menjadi laboratorium hidup inovasi hijau, lengkap dengan teknologi digital, pertanian urban, dan sistem daur ulang.
“Kami punya Media Percontohan Pencegah Krisis Planet Malaka Jaya, bahkan sudah ada di Google Maps. Di sini, saluran beton (u-ditch) kami ubah jadi kolam lele, membangun komposter komunal, memasang panel surya, CCTV, speaker TOA, penampungan air hujan, dan 43 inisiatif hijau lainnya,” jelas Taufiq dalam siaran CCTV.
Lebih dari sekadar infrastruktur, RT 8 juga tengah membangun Pusat Data Nasional Pencegah Krisis Planet berbasis RT (Rukun Tetangga), yang mengintegrasikan data akar rumput tentang pangan, kemiskinan, dan potensi pajak warga. Data ini diharapkan menjadi kontribusi konkret bagi strategi nasional menghadapi krisis pangan dan iklim.
Dari Rekor MURI ke Pengakuan Dunia
Langkah RT 8 tak berhenti di level lokal. Inovasi mereka telah mencetak rekor MURI, memperoleh pengakuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Amerika Serikat, dan kini menembus panggung internasional lewat CCTV China, menjadikan Taufiq sebagai Ketua RT pertama di Indonesia yang tampil di televisi nasional Tiongkok.
Hal ini mempertegas bahwa RT bukan sekadar lembaga administratif, tetapi garda terdepan pembangunan berkelanjutan.
Diplomasi dari Pos Ronda
Usai tampil di CCTV, Taufiq mendapat kehormatan bertemu Duta Besar RI untuk Tiongkok, Jauhari Oratmangun. Dalam pertemuan penuh kehangatan di Beijing, Taufiq menyerahkan bukunya, “Suara-suara dari Pos Ronda”, sebagai simbol laporan moral dari rakyat kecil untuk diplomasi besar bangsa.
Dubes Jauhari menegaskan,
“Belum pernah terjadi undangan resmi pemerintah China kepada pimpinan terkecil di Indonesia, yaitu seorang Ketua RT. Ini sejarah baru.”
Pesan untuk Indonesia Emas 2045
Lewat perjalanan RT 8, Taufiq membawa pesan optimisme untuk bangsa: bahwa aksi lokal bisa berdampak global.
“Kami percaya, tindakan kecil yang dilakukan dengan niat besar bisa mengubah banyak hal. Dunia harus tahu bahwa CSR dan ESG bisa diarahkan secara transparan dan terukur agar benar-benar menyentuh masyarakat,” ujarnya.
RT 8 Malaka Jaya kini menjadi simbol bahwa perubahan besar tidak harus menunggu kebijakan pusat. Ia bisa dimulai dari lorong kecil, dari tangan warga, dan dari semangat gotong royong yang tak pernah padam.
Tentang RT 8 Malaka Jaya
RT 8 RW4 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur, adalah kawasan padat penduduk yang berhasil mentransformasi lingkungannya melalui inovasi hijau berbasis komunitas. Mulai dari budidaya lele di saluran beton, pengelolaan sampah organik, hingga pusat data digital pencegah krisis planet, RT 8 kini menjadi model pembelajaran urban hijau bagi Indonesia dan dunia. (fir)